IMG-LOGO
Home Daerah Masuk Sekolah Rakyat Samarinda, 100 Siswa Kurang Mampu Akan Jalani Skrining Kesehatan
daerah | Umum

Masuk Sekolah Rakyat Samarinda, 100 Siswa Kurang Mampu Akan Jalani Skrining Kesehatan

oleh Alamin - 07 Juli 2025 19:33 WITA
IMG
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Samarinda, Melliyani Agustini/ist

DIKSI.CO, SAMARINDA - Sebanyak 100 siswa dari keluarga kurang mampu akan mengikuti skrining kesehatan pada Senin, 14 Juli 2025.


Kegiatan ini merupakan bagian dari proses awal masuk ke Program Sekolah Rakyat yang digagas Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.


Dinas Kesehatan Samarinda menyebut, skrining ini bukan sekadar prosedur administratif, melainkan langkah proteksi dini untuk memastikan kondisi fisik siswa dalam keadaan baik sebelum memulai proses belajar.


Ada 50 siswa tingkat SMP dan 50 siswa tingkat SMA yang akan mengikuti pemeriksaan tersebut.


“Ini bukan sekadar tes, tapi pemantauan awal. Anak-anak tidak akan digugurkan walaupun ditemukan masalah kesehatan. Justru akan segera ditindaklanjuti,” ujar Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Samarinda, Melliyani Agustini, saat ditemui pada Senin (7/7/2025).


Pemeriksaan akan dilaksanakan terpusat di satu lokasi yang saat ini masih dalam pembahasan.


Dinkes akan menurunkan tim dari empat Puskesmas untuk mendukung kelancaran pelaksanaan.


Jenis pemeriksaan yang dilakukan meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, pemeriksaan mata, telinga, gigi, hingga kebugaran.


Namun untuk pemeriksaan kebugaran, akan dilakukan secara terpisah di sekolah masing-masing dengan pendampingan dari tenaga kesehatan.


Pelibatan puskesmas akan menyesuaikan lokasi kegiatan.


Jika dilaksanakan di Segiri, maka puskesmas sekitar akan dilibatkan. Begitu pula jika lokasi berada di BPMP Seberang.


“Kami bantu dari sisi skriningnya, tapi teknis pelaksanaannya tergantung lokasi. Intinya kami siap dukung penuh,” jelas Melliyani.


Ia juga menegaskan bahwa skrining ini merupakan kegiatan lintas bidang yang melibatkan berbagai unit kerja di Dinas Kesehatan, seperti Kesehatan Masyarakat, SDK, hingga P2P.


“Ini kerja kolektif. Kesehatan itu tidak bisa ditangani satu bagian saja,” ujarnya.


Peserta skrining hanya diminta datang tanpa membawa dokumen tambahan.


"Cukup bawa diri. Seperti penjaringan kesehatan siswa yang biasa dilakukan di sekolah," tambahnya.


Langkah ini menunjukkan komitmen Pemkot Samarinda dalam menjamin hak dasar anak untuk mendapatkan akses pendidikan dan kesehatan secara bersamaan.


“Kesehatan adalah fondasi belajar. Kalau tubuh sehat, semangat pun tumbuh. Ini bentuk nyata kehadiran negara sejak langkah pertama mereka menuju pendidikan,” pungkas Melliyani. (*)

Berita terkait