IMG-LOGO
Home Daerah Pengelolaan Sampah di Samarinda Mulai Tinggalkan Open Dumping, Gandeng Investor Korsel Bangun PLTSA
daerah | Umum

Pengelolaan Sampah di Samarinda Mulai Tinggalkan Open Dumping, Gandeng Investor Korsel Bangun PLTSA

oleh Alamin - 07 Juli 2025 14:45 WITA
IMG
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda Endang Liansyah (IST)

DIKSI.CO, SAMARINDA - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mulai membangun fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) guna menangani persoalan sampah secara modern dan berkelanjutan. 


Pembangunan fasilitas PLTSA tersebut, Pemkot Samarinda bekerja sama dengan investor asal Korea Selatan.


Pembangunan fasilitas PLTSA  merupakan bagian dari transisi sistem pengelolaan sampah dari metode open dumping menuju teknologi modern yang lebih ramah lingkungan.


Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, Endang Liansyah, mengungkapkan bahwa pihaknya telah intens menjalin komunikasi dengan pihak pengembang PLTSA yang sebelumnya telah berpengalaman membangun fasilitas serupa di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).


“Saya sudah tiga kali bertemu dan berdiskusi. Terakhir, saya ajak mereka langsung bertemu Pak Wali di TPA Sambutan. Beliau sangat antusias,” ujar Endang, Senin (7/7/2025).


Endang menyebutkan bahwa teknologi insinerator yang ditawarkan telah digunakan di IKN dan diklaim ramah lingkungan serta efisien.


DLH Samarinda juga akan segera menjadwalkan presentasi resmi tim teknis pengembang di hadapan Wali Kota Samarinda Andi Harun untuk membahas lebih lanjut kelayakan proyek ini.


“Kalau IKN saja yang dikenal sebagai kota taman dan berwawasan lingkungan menggunakan teknologi ini, masa kita ragu. Logikanya, Bappenas pasti sudah mengkajinya matang-matang,” tegasnya.


Endang menjelaskan bahwa pembangunan fasilitas akan dilakukan dalam dua skala.


Fasilitas PLTSA utama akan dibangun di kawasan TPA Sambutan, sementara insinerator skala kecil akan ditempatkan di masing-masing kecamatan untuk memperkuat sistem pengelolaan di tingkat lokal.


“Ada dua jenis teknologi yang berbeda. PLTSA punya kapasitas dan fungsi utama berbeda dibanding insinerator biasa,” jelasnya.


Meski masih dalam tahap penjajakan, DLH Samarinda memastikan arah kebijakan pengelolaan sampah Samarinda sudah fokus pada solusi jangka panjang yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.


“Tunggu hasil pembahasan nanti. Apakah pilihannya PLTSA atau insinerator biasa, itu akan diputuskan segera,” tambahnya.


Dalam waktu dekat, DLH juga menargetkan optimalisasi TPA Sambutan dengan membangun tiga zona pengelolaan sampah.


Satu zona saat ini sudah siap beroperasi, sementara dua zona tambahan akan dibangun secara bertahap mulai tahun ini.


“TPA Bukit Pinang sudah overload. Di TPA Sambutan, tahun ini kita bangun zona satu tambahan, lalu zona ketiga menyusul tahun depan,” kata Endang.


Pujian pun datang dari Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, yang mengapresiasi keberanian dan keseriusan Pemkot Samarinda dalam beralih dari sistem open dumping ke metode sanitary landfill.


“Kami sudah jelaskan teknisnya ke Menteri. Ini bentuk keseriusan kami dalam transisi menuju sistem yang lebih ramah lingkungan,” pungkasnya. (redaksi)

Berita terkait