IMG-LOGO
Home Mancanegara Usai Diserang AS, Iran Bangun Kembali Situs Nuklir
mancanegara | Umum

Usai Diserang AS, Iran Bangun Kembali Situs Nuklir

oleh Alamin - 01 Juli 2025 16:47 WITA
IMG
Fasilitas nuklir Iran dari citra satelit usai diserang Israel/Foto: CNNIndonesia

DIKSI.CO - Iran dilaporkan mulai membangun kembali fasilitas nuklirnya yang rusak akibat serangan militer Amerika Serikat pada 22 Juni lalu.


Berdasarkan citra satelit terbaru dari Maxar Technologies, terlihat aktivitas konstruksi di sejumlah lokasi, termasuk situs bawah tanah Fordow.


Dalam citra yang diambil Sabtu (28/6), tampak ekskavator, crane, dan beberapa personel beroperasi di sekitar lubang besar yang muncul akibat hantaman bom GBU-57 atau Massive Ordnance Penetrator (MOP).


Alat berat itu ditempatkan tepat di utara area punggung bukit yang menutupi kompleks nuklir bawah tanah tersebut.


“[Iran] kemungkinan sedang menutup kawah bekas serangan dan melakukan penilaian teknis serta pengambilan sampel radiologis,” kata David Albright, mantan inspektur nuklir, seperti dikutip dari CNN.


Selain Fordow, serangan AS juga menyasar fasilitas Natanz dan Isfahan dengan kombinasi bom bunker-buster dan rudal Tomahawk dari kapal selam.


Serangan tersebut diklaim Washington berhasil menghancurkan situs-situs utama program nuklir Iran.

Namun klaim itu dibantah oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).


Dalam pernyataan resminya pada Minggu (29/6), IAEA menegaskan bahwa program nuklir Iran tidak sepenuhnya lumpuh.


"Teheran masih bisa melanjutkan pengayaan uranium dalam beberapa bulan," ungkap badan tersebut.


Hal ini diperkuat oleh laporan awal dari Pentagon, yang menyebut bahwa meski serangan menyebabkan kerusakan struktural, komponen inti dari program nuklir Iran tetap utuh.


Sementara itu, Presiden AS Donald Trump terus menyatakan bahwa serangan tersebut telah “benar-benar melenyapkan” kemampuan nuklir Iran, meski penilaian akhir militer dan intelijen AS hingga kini belum dipublikasikan.


Aktivitas pembangunan kembali fasilitas nuklir ini dipandang sebagai sinyal kuat bahwa Iran tidak mundur dari ambisi nuklirnya.


Situasi ini memicu kekhawatiran akan potensi eskalasi lanjutan antara Teheran dan Washington.


Sejumlah negara di kawasan, termasuk Israel dan Arab Saudi, dikabarkan mulai meningkatkan kewaspadaan militernya seiring berkembangnya situasi. (*)

Berita terkait