DIKSI.CO - Dinosaurus, makhluk purba raksasa yang sudah lama punah, ternyata meninggalkan jejak yang tersebar di hampir seluruh benua.
Mulai dari Amerika Selatan hingga Afrika, para ilmuwan terus menemukan fosil-fosil mereka yang terkubur di berbagai penjuru dunia.
Mengapa jejak dinosaurus bisa ditemukan di tempat yang begitu berjauhan?
Melansir dari laman Earth.com, studi terbaru mengungkap bahwa dinosaurus pertama kali muncul sekitar 230 juta tahun lalu di wilayah yang saat itu merupakan bagian dari daratan raksasa bernama Gondwana.
Wilayah ini sekarang meliputi bagian dari Amazon, Afrika Tengah, hingga Australia Selatan.
"Wilayah tersebut dulunya beriklim panas dan kering, menyerupai padang savana masa kini," ungkap laporan tersebut.
Pangaea: Dunia Tanpa Samudera
Jauh sebelum benua-benua seperti sekarang terbentuk, seluruh daratan di bumi menyatu dalam satu massa daratan besar bernama Pangaea, sekitar 250 juta tahun lalu.
Di tanah inilah dinosaurus berkembang biak dan menyebar dengan leluasa.
Karena tidak ada lautan yang memisahkan daratan, mereka dapat menjelajah bebas dari satu wilayah ke wilayah lain.
Tapi segalanya berubah ketika lempeng tektonik mulai bergerak dan Pangaea terbelah menjadi dua bagian besar: Laurasia di utara dan Gondwana di selatan.
Proses perpecahan ini berlangsung secara bertahap selama jutaan tahun.
Namun, sebelum benua-benua terpisah sepenuhnya, dinosaurus sudah lebih dulu menyebar ke banyak tempat melalui jembatan darat alami.
Brazil dan Afrika Pernah Terhubung
Salah satu bukti menarik datang dari temuan fosil di timur laut Brasil dan Kamerun, Afrika Barat.
Jejak kaki dinosaurus yang ditemukan di dua lokasi ini memiliki usia, bentuk, dan struktur batuan yang sangat mirip, menunjukkan bahwa wilayah ini dulunya saling terhubung.
Menurut ahli paleontologi dari Southern Methodist University, L. Jacobs, jembatan darat seperti inilah yang memungkinkan dinosaurus bermigrasi tanpa harus melintasi lautan.
Selain daratan, sungai purba dan danau luas juga menjadi jalur penyebaran alami.
Area subur di sekitarnya menjadi tempat favorit para herbivora, dan tentu saja menarik predator untuk mengikuti mereka.
Jago Beradaptasi
Tak hanya piawai dalam menjelajah, dinosaurus juga dikenal memiliki kemampuan adaptasi luar biasa.
Sauropoda, misalnya, cenderung bertahan di wilayah hangat.
Sedangkan theropoda dan ornithischia diyakini punya mekanisme pengatur suhu tubuh, memungkinkan mereka bertahan di iklim yang lebih ekstrem.
Kemampuan inilah yang membuat dinosaurus mampu bertahan selama lebih dari 135 juta tahun di berbagai kondisi bumi, sebelum akhirnya punah akibat peristiwa besar sekitar 66 juta tahun lalu.
Meski banyak sudah ditemukan, para ilmuwan percaya masih banyak fosil dan rahasia dinosaurus yang belum terungkap.
Hutan Amazon yang lebat dan gurun Sahara yang tandus mungkin masih menyimpan fragmen sejarah purba yang menunggu ditemukan. (*)