DIKSI.CO, SAMARINDA - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menggelar upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Parkir Balai Kota Samarinda pada, Senin pagi (2/6/2025).
Upacara yang berlangsung khidmat ini dipimpin langsung oleh Wali Kota Samarinda, Andi Harun, yang juga membacakan pidato dari Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi.
Dalam sambutannya, Andi Harun menekankan bahwa Pancasila tidak boleh hanya menjadi hafalan semata, melainkan harus menjadi pedoman hidup dan diwujudkan dalam tindakan nyata di tengah masyarakat.
“Pancasila bukan sekadar dokumen sejarah. Ia adalah rumah besar bagi kebinekaan dan fondasi moral bangsa dalam menghadapi tantangan global,” ujar Andi Harun saat menyampaikan amanat upacara.
Ia menyoroti pentingnya revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam empat sektor utama, yaitu pendidikan, birokrasi, ekonomi, dan ruang digital.
Menurutnya, tantangan era digital menuntut masyarakat untuk lebih bijak dan bertanggung jawab, khususnya dalam menggunakan media sosial.
“Kita harus membangun kesadaran kolektif bahwa dunia maya bukan ruang bebas nilai. Etika, toleransi, dan saling menghargai tetap harus ditegakkan,” tegasnya.
Wali Kota juga mengingatkan bahwa kemajuan teknologi dan ekonomi yang tidak berpijak pada ideologi Pancasila berisiko menimbulkan ketimpangan sosial dan dehumanisasi.
Karena itu, menurutnya, seluruh kebijakan publik harus berlandaskan nilai-nilai Pancasila sebagai moral kompas bangsa.
Lebih lanjut, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk aktif mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, demi membangun bangsa yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga bermartabat secara moral.
“Kita ingin Indonesia yang dihormati bukan hanya karena kekuatan ekonominya, tapi karena keluhuran budinya dan kebijaksanaan rakyatnya,” tutup Andi Harun.
Upacara ini dihadiri oleh jajaran Forkopimda, ASN, pelajar, serta perwakilan berbagai organisasi masyarakat. Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini diharapkan menjadi momentum memperkuat semangat kebangsaan di tengah derasnya arus globalisasi. (*)