DIKSI.CO, SAMARINDA - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda terus menunjukkan komitmen tinggi terhadap aspek keselamatan dalam proyek strategis Terowongan Samarinda.
Dalam presentasi lanjutan yang digelar di Teras Anjungan Karangmumus, Gedung Balai Kota, Rabu (9/7), perhatian utama diarahkan pada penanganan longsor di area lereng inlet dan outlet terowongan.
Dipimpin langsung oleh Wali Kota Samarinda Andi Harun, agenda tersebut menghadirkan kontraktor pelaksana PT PP Tbk, bersama sejumlah pejabat kunci seperti Asisten II Marnabas Patiroy, Asisten III Ali Fitri Noor, Kepala
Bapperida Ananta Fathurrozi, serta jajaran Dinas PUPR, khususnya Bidang Bina Marga.
PT PP Tbk memaparkan rencana penanganan longsor dalam dua fase.
Fase pertama, senilai Rp39 miliar, fokus pada perbaikan lereng sisi inlet menggunakan metode regrading, pemasangan struktur cast in-situ concrete sepanjang 72 meter, dan ditarget rampung pada Desember 2025.
Fase kedua akan dilaksanakan pada tahun 2026, dengan nilai anggaran mencapai Rp94 miliar.
Rencana pekerjaan mencakup pemasangan ground anchor, pembangunan sistem drainase, serta perkuatan struktur lanjutan.
Andi Harun menegaskan bahwa longsor yang terjadi bukan kejadian baru, melainkan peristiwa berulang yang telah dikaji secara teknis oleh tim geologi dari ITB.
“Yang kita akan tangani tahun ini adalah longsoran lereng, yakni endapan talus. Ini pernah terjadi sebelumnya dan berdasarkan kajian ITB, perlu penanganan khusus,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa sebagian material longsor memang sengaja belum dibersihkan karena pertimbangan teknis geologi.
“Kalau langsung dibersihkan, bagian atas bisa kembali longsor. Ini semua sudah ada hitungan teknisnya,” tambahnya.
Meskipun struktur utama terowongan telah rampung 100%, Pemkot Samarinda belum akan melakukan uji coba operasional.
Andi Harun menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil berdasarkan prinsip kehati-hatian demi keselamatan warga.
“Saya yang menahan untuk tidak diuji coba dulu karena prinsip saya jelas: Salus populi suprema lex esto – keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi,” tegas Andi Harun.
Beragam metode stabilisasi lereng telah dirancang, termasuk penggunaan rock bolting, shotcrete, rectangle wall, hingga revegetasi atau penanaman kembali vegetasi untuk memperkuat lereng.
“Metodenya bisa bermacam-macam, tapi intinya semua bertujuan menahan pergerakan lereng dan menjamin keselamatan,” pungkasnya.
Andi Harun mengajak masyarakat untuk bersabar dan mempercayakan proses teknis ini kepada para ahli agar Terowongan Samarinda dapat difungsikan secara aman dan berkelanjutan. (*)