IMG-LOGO
Home Daerah Wali Kota Andi Harun Klarifikasi Polemik Proyek Insinerator, Bukan Rp28 Miliar untuk 10 Unit
daerah | Umum

Wali Kota Andi Harun Klarifikasi Polemik Proyek Insinerator, Bukan Rp28 Miliar untuk 10 Unit

oleh Alamin - 10 Juli 2025 19:06 WITA
IMG
Wali Kota Samarinda Andi Harun/ist

DIKSI.CO - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda akhirnya buka suara terkait polemik proyek pengelolaan sampah dan insinerator yang ramai diperbincangkan publik.


Dalam Rapat Paripurna DPRD Samarinda, Rabu (9/7), Wali Kota Andi Harun memberikan klarifikasi langsung di hadapan para anggota dewan.


Dalam pemaparannya, Andi Harun menegaskan bahwa proyek pengelolaan sampah, termasuk insinerator, masih dalam tahap pengerjaan dan belum rampung.


Ia menilai wajar jika masih terdapat kekurangan di lapangan selama proses berlangsung.


“Kalau masih ada kekurangan di tengah-tengah proses pelaksanaan penataan dan pengelolaan sampah, itu wajar. Karena memang belum final,” jelas Andi Harun di forum resmi tersebut.


Andi Harun juga menanggapi opini publik yang berkembang terkait proyek ini.


Menurutnya, persepsi masyarakat dapat memengaruhi ruang-ruang resmi seperti parlemen, sehingga ia merasa penting untuk meluruskan informasi.


“Opini di ruang resmi itu bisa terpengaruh oleh opini di luar. Jadi penting bagi saya untuk menyampaikan bahwa perkembangan pengelolaan sampah kita sedang berjalan, dan tidak bertentangan dengan yang disampaikan fraksi-fraksi,” ujarnya.


Salah satu isu yang mencuat adalah anggapan bahwa Pemkot menghabiskan anggaran hingga Rp28 miliar hanya untuk 10 unit insinerator.


Hal ini ditepis langsung oleh Andi Harun.


Ia menyebut bahwa harga satu unit insinerator hanya sekitar Rp1,9 miliar.


Sisanya digunakan untuk membangun fasilitas pendukung seperti TPST, infrastruktur lingkungan, dan sistem penyaring limbah asap dan air.


“Jadi total 10 unit itu sekitar Rp19 miliar,” terangnya.


Andi Harun juga mengungkapkan bahwa insinerator yang digunakan tidak lagi memakai cerobong asap terbuka.


Sistem filterisasi berbasis air diterapkan untuk memenuhi standar lingkungan, meski konsekuensinya adalah tambahan biaya pembangunan.


Yang cukup menarik, Pemkot saat ini tengah menguji coba teknologi baru berupa alat pembuat batako dari abu sisa pembakaran insinerator.


Menurut Andi Harun, jika uji coba ini sukses, maka seluruh unit insinerator ke depan akan dilengkapi teknologi serupa.


“Kalau hasil uji coba ini berhasil, tidak menutup kemungkinan pada tahun berikutnya semua insinerator akan kita pasangkan dengan alat pembuat paving block,” pungkasnya.


Teknologi ini diharapkan bisa memberikan nilai tambah dengan menghasilkan material konstruksi yang bisa dimanfaatkan masyarakat atau digunakan untuk proyek pemerintah. (*)

Berita terkait